SUKACITA NATAL
Kelahiran Sang Juruselamat dunia
senantiasa membawa sukacita bagi orang-orang yang
percaya dan mengharapkan keselamatan kekal. Alkitab
menulis ada 4 (empat) jenis sukacita yang dialami
orang-orang dari kelompok yang berbeda ketika mendapat
berita tentang Natal.
1. Sukacita Orang Majus – Sukacita Atas Kelahiran Raja
Mulia
“Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah
mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur
itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas
tempat, di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihat
bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah
mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama
Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun
membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan
persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.”
Mat 2:9-11
Orang-orang bijak dari timur yang dikenal dengan sebutan
orang Majus mendapatkan pengertian bahwa ada Raja yang
baru saja dilahirkan. (Mat 2:2)
Mereka meyakini bahwa Raja yang baru dilahirkan memiliki
status dan kemuliaan yang tinggi. Keyakinan ini yang
membuat mereka rela melakukan perjalanan yang jauh dari
timur sampai ke Yerusalem untuk mencari dan menyembah
Raja yang baru lahir tersebut. Ketika mereka berjumpa
dengan kanak-kanak Yesus maka bersukacitalah mereka
bahwa pengharapan dan janji yang dipercayai digenapi.
Penggenapan janji Tuhan membawa sukacita dan damai
sejahtera. Dalam Yohanes 15:11, Yesus berkata,
“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada
di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.”
Tuhan ingin memenuhi umat pilihan-Nya dengan sukacita,
yaitu sukacita karena tinggal dalam Firman-Nya dan
menerima apa yang menjadi permohonan doa.
“Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal
di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki,
dan kamu akan menerimanya.” Yoh 15:7
2. Sukacita Maria – Sukacita Atas Perkenanan Tuhan
“Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku
bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah
memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai
dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku
berbahagia.” Luk 1:46-48
Maria adalah orang yang dipilih Allah menjadi bagian
dalam rencana keselamatan manusia yaitu menjadi ibu yang
melahirkan Sang Juruselamat. Sekalipun dia harus
menghadapi resiko besar dan membahayakan jiwanya karena
konsekuensi dari kehamilan yang harus dijalani ketika ia
baru bertunangan dengan Yusuf dan belum menjadi suami
isteri (Im 20:10), Maria tetap bersedia menjalani semua
kehendak dan rencana Allah (Luk 1:38). Perkenanan Tuhan
yang dialaminya menjadikan hidupnya berbahagia. Ketika
seseorang berkenan di hadapan Tuhan maka sukacita
atasnya menjadi nyata.
Menjadi seorang yang dipilih dan dipercayakan tugas dan
tanggung jawab oleh Tuhan pastilah mendatangkan sukacita.
Sukacita itu menjadi penuh ketika sang Tuan itu berkata,
“Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan
setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang
besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”
(Mat 25:21)
Hari-hari ini Tuhan memilih dan menetapkan kita untuk
membawa dan menyebarkan pesan Pentakosta Ketiga.
Walaupun tugas ini adalah besar dan mulia namun
bagaimanapun kita mendapati bahwa tidak semua orang
setuju bahkan suka dengan pesan ini. Ada resiko
penolakan dan bahkan kita bisa dianggap “sesat”.
Bagaimanapun juga menjadi “The Messenger of the 3rd
Pentecost” seharusnya menjadi sukacita karena Tuhan
mempercayakan pesan besar di akhir zaman ini dan
menjadikan kita bagian darinya. Penuaian terbesar dan
terakhir akan menjadi sejarah hebat bagi Gereja Tuhan
ang terus merindukan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua
kalinya.
3. Sukacita Para Gembala – Sukacita Atas Kasih Karunia
Tuhan
“Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di
padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat
mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan
mereka sangat ketakutan. ... Dan tiba-tiba tampaklah
bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala
tentara sorga yang memuji Allah, ... Maka kembalilah
gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah
karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka
lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan
kepada mereka.” Luk 2:8,9,13,20
Gembala domba pada zaman Yesus hidup, dikategorikan
sebagai orang dengan status sosial rendah dan tidak
diperhitungkan oleh orang lain. Tetapi Allah memilih
untuk menyatakan kemuliaan-Nya justru kepada
gembala-gembala yang sedang menggembalakan dombanya di
padang. Kasih Allah tidak pernah memandang status
seseorang. Semua orang berharga di mata Tuhan.
Orang-orang yang terbuang, yang tidak diperhatikan dan
yang menderita adalah sasaran kasih Allah yang akan
membawa sukacita abadi yang mengubah kehidupan manusia
untuk selamanya.
Kondisi sosial setiap orang tidak sama, tetapi
bagaimanapun kondisi sosial seseorang, itu tidak menjadi
penghalang untuk mengalami kasih karunia Tuhan.
4. Sukacita Simeon – Sukacita Atas Keselamatan
“Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang
yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi
Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah
dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati
sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus,
Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk
melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji
Allah, katanya: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu
ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa
lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." Luk
2:25-32
Pengharapan akan keselamatan dalam diri Simeon membuat
ia tetap setia mengunjungi Bait Allah untuk berdoa
secara tekun dan tinggal dalam pengharapan akan Sang
Mesias. Ketekunan ini membuktikan Roh Kudus bekerja
dalam diri Simeon untuk membawanya di waktu dan tempat
yang tepat bertemu dengan Sang Mesias. Melalui Roh
Kudus, Simeon mendapatkan pengertian bahwa bayi Yesuslah
yang waktu itu dibawa orang tuanya ke Bait Allah adalah
Sang Mesias tersebut yang membawa keselamatan dan
penghiburan bagi Israel.
Pengharapan yang menjadi kenyataan akan membawa sukacita
dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia. Janji
keselamatan membuat seorang percaya tinggal dalam
kebahagiaan dan kekuatan untuk hidup sesuai dengan
rencana dan kehendak Tuhan.
Melalui Natal, ketidakpastian digantikan dengan
kepastian penggenapan janji Allah. Hal ini pasti
mendatangkan sukacita dalam hati manusia, yang tercermin
dalam sikap dan tingkah lakunya yang berubah dan
menghasilkan buah kehidupan yang menjadi berkat bagi
orang lain.
5. Sukacita Anda?
Alami janji Tuhan dan bergembiralah karena Dia.
Terimalah anugerah terbesar dari Allah bagi manusia
yaitu Juruselamat, Yesus Kristus, yang menjadi pokok
keselamatan bagi kita semua. Amin. (BM)