KUASA KEBANGKITAN KRISTUS
Salah
satu tokoh dalam Alkitab Perjanjian Baru yang mengalami
perubahan hidup yang sangat drastis adalah Paulus. Lukas
menulis dalam Kisah Para Rasul 8 dan 9, bagaimana Saulus,
yaitu nama lain Paulus, adalah seorang Yahudi dan Farisi
yang hatinya begitu berkobar-kobar untuk mengancam dan
membunuh murid-murid Tuhan Yesus. Saulus bahkan meminta
izin agar diberi kuasa untuk memburu semua pengikut
Tuhan Yesus, membawa mereka semua ke Yerusalem, agar
semua pengikut Tuhan tersebut mengalami nasib kematian
yang sama seperti yang dialami Stefanus (Kisah Para
Rasul 7:54-8:1a). Namun segalanya berubah ketika ia
mengalami perjumpaan langsung dengan Tuhan Yesus dalam
perjalanan menuju ke Damsyik.
Singkat cerita, setelah melalui proses yang tidak pendek,
Saulus dibimbing oleh para pengikut Kristus, diterima di
dalam lingkaran orang percaya, bahkan akhirnya ikut
dalam persidangan penting di Yerusalem (Kisah Para Rasul
15) dan menjadi tokoh yang sangat berpengaruh dalam
membesarkan gereja Kristen abad pertama. Dari seorang
pemburu pengikut Kristus, menjadi seorang pengikut
Kristus yang ‘memburu’ Kristus seumur hidupnya. (Filipi
3:12-14)
Paulus mengungkapkan apa yang menjadi keinginan hatinya
dalam Filipi 3:10-11,
“10Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa
kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya,
di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
11supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara
orang mati.”
Pengalaman perjumpaannya dengan Tuhan Yesus dalam
perjalanan menuju Damsyik dan proses pemuridan yang dia
alami sesudahnya, membuat Paulus begitu rindu untuk
makin mengenal Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya, karena
kedua hal itulah yang membuat dia mengalami suatu
pembalikan total cara pandang dan cara hidupnya. Paulus
mengajar jemaat agar sama seperti dirinya, kita pun
terus mengejar pengenalan akan Kristus dan kuasa
kebangkitan-Nya. Kita jangan hanya tahu Yesus tetapi
tidak mengalami kuasa kebangkitan-Nya, karena justru
oleh kebangkitan-Nya lah iman kita hari ini tidak
sia-sia. (1 Korintus 15:14)
Mari kita perhatikan beberapa fakta ini: Peringatan
kelahiran Yesus, Natal, senantiasa dirayakan meriah oleh
banyak orang diseluruh dunia, sementara kematian dan
kebangkitan-Nya tidak dirayakan semeriah Natal, padahal
oleh karena kematian dan terlebih karena kebangkitan-Nya
lah kekristenan menjadi ada. Bagi umat kristiani,
kematian dan kebangkitan Yesus menjadi sentralitas man
dan keselamatan kita. (Roma 10:9-10)
Semua orang diatas muka bumi ini mengalami siklus yang
sama, yaitu lahir dan mati, namun hanya ada satu pribadi
yang bangkit dari kematian, bahkan mengalahkan kematian
dan hidup selama-lamanya, yaitu Yesus Kristus. Dengan
kematian-Nya Ia membuktikan kebesaran kasih-Nya kepada
dunia dan melalui kebangkitan-Nya Ia memberikan jaminan
keselamatan bagi mereka yang percaya kepada-Nya. (Ibrani
7:22; 25-27)
Sebagai orang yang percaya kepada Kristus marilah kita
mengucap syukur dan mengenal dengan sungguh-sungguh akan
Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya, bahkan mengalami
kuasa itu.
KRISTUS DAN KUASA KEBANGKITANNYA
1. Kuasa Kebangkitan-Nya Mengubah Jalan Hidup Kita
Dalam 1 Korintus 15:20-22 dikatakan,
“20Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung
dari orang-orang yang telah meninggal. 21Sebab sama
seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian
juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang
manusia. 22Karena sama seperti semua orang mati dalam
persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan
dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.”
Dosa membuat arah jalan hidup orang menuju kepada
kebinasaan, namun karena Yesus Kristus telah mati lalu
bangkit dari kematian dan mengalahkan maut, maka kita
semua yang ada dalam persekutuan dengan diri-Nya,
sekalipun tubuh fisik kita akan mati, tetapi kita akan
hidup kembali dalam kekekalan bersama dengan Dia. Ini
adalah kasih karunia yang Allah anugerahkan dan jaminan
keselamatan yang Yesus janjikan kepada semua yang
percaya kepada-Nya. (Yohanes 3:16; 14:6)
Namun perubahan jalan hidup yang dialami oleh orang
percaya bukan hanya berbicara nanti dalam kekekalan itu
saja. Oleh karena kebangkitan Yesus dari kematian,
perubahan hidup itu pun sudah terjadi sejak kita lahir
baru, yaitu sejak menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat pribadi kita. Perjalanan hidup kita di dunia
ini; baik rohani maupun jasmani - diubahkan oleh Tuhan
ke arah yang Ia kehendaki. Kebangkitan-Nya yang mulia
memungkinkan kita untuk menjalani hidup dengan iman
kepada-Nya dan terus dituntun oleh Roh-Nya menuju kepada
keserupaan dengan Kristus. (Efesus 4:13-15 bdk. 2
Korintus 3:18)
Karena Yesus bangkit dan hidup, maka kita pun dapat
menjalani kehidupan seperti yang Yesus lakukan. Tidak
heran Paulus dalam Galatia 2:20 berkata:
“20namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang
hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan
hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah
hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi
aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”
Sungguh, kebangkitan-Nya mengubahkan jalan hidup kita!
2. Kuasa Kebangkitan-Nya Menghancurkan Musuh Kita
Alkitab sangat jelas memberitahu bahwa musuh-musuh kita
bukanlah sesama kita, melainkan roh-roh jahat. (Efesus
6:12)
Kebangkitan Yesus dari kematian mengalahkan kuasa
kematian dan pengaruh roh-roh jahat yang mencengkram
manusia. (1 Yohanes 5:5)
Kalau Yesus tidak bangkit dari kematian, hidup manusia
untuk selamanya akan selalu diperbudak oleh dosa dan
tidak dapat merdeka dari pengaruh si jahat. (Roma
7:15-20) Namun sebagaimana telah diterangkan diatas,
orang-orang yang percaya kepada Kristus juga akan
mengalami kuasa kebangkitan-Nya. Karena Dia bangkit
mengalahkan maut (Roma 6:9 bdk. Ibrani 2:14), maka kita
sekarang memiliki kuasa untuk berkata ‘tidak!’ kepada
tipu-muslihat si jahat, dan kita juga memiliki kuasa
untuk menghancurkan sepak terjang musuh ini. (1 Yohanes
5:4; Roma 5:17; 6:5)
Kebangkitan Yesus memungkinkan kita untuk menjalani
hidup yang tidak lagi diperbudak dosa oleh karena godaan
si jahat. (Roma 6:22) Kebangkitan-Nya memberi kita
kemerdekaan dan kemenangan; bahkan kuasa untuk melawan
Iblis. (1 Korintus 15:57 bdk. Efesus 6:11; Yak. 4:7)
Tidaklah heran, kita dapat membayangkan betapa
sukacitanya Paulus ketika ia menerangkan hal tersebut
dan bagaimana ia ber-eksklamasi dalam tulisannya sebagai
mana dicatat dalam 1 Korintus 15:57,
“Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah
sengatmu?”
Betapa besar dan hebatnya kuasa kebangkitan-Nya itu bagi
kita.
3. Kuasa Kebangkitan-Nya Memperkuat Iman Kita
Saat kita mempelajari bagaimana Yesus dan para
murid-murid-Nya berinteraksi, sangat menarik kita
temukan bahwa sekalipun Yesus telah beberapa kali
memberitahu dan mengajar bahwa diri-Nya sebagai mesias
akan mengalami penderitaan dan kematian, murid-murid
tersebut tidak sepenuhnya mengerti dan percaya. Mereka
sepertinya “beriman penuh” kepada Yesus, namun peristiwa
sengsara dan penyaliban Yesus mengguncang diri mereka.
Rasul Yohanes mengingat hal ini dengan baik, sehingga
semenjak awal tulisannya ia mengungkapkan betapa mereka
dahulu tidak percaya penuh akan firman, tetapi semua
berubah semenjak kebangkitan Yesus; mereka menjadi
percaya penuh akan apa yang dikatakan Kitab Suci dan
perkataan yang telah diucapkan Yesus. (Yohanes 2:22)
Salah satu bukti nyata bahwa Yesus benar-benar bangkit
adalah para rasul, mereka memberitakan mengenai Yesus
bahkan sampai berujung hilangnya nyawa mereka sendiri.
Paulus pun memiliki sikap yang sama sebagaimana ditulis
dalam 2 Timotius 2:8,
“Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari
antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai
keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.”
Apabila kebangkitan Yesus adalah sebuah hoax atau tipuan
yang dibuat oleh para rasul, maka secara logika tidak
akan ada dari mereka yang akan mati karena Kristus. Ini
perlu dicamkan karena tidak akan ada orang yang mau mati
fisik atas kebohongan yang dibuatnya sendiri. Orang lain
mungkin saja mati untuk sebuah kebohongan yang dibuat
orang lain, tetapi tidak ada orang yang akan mau mati
untuk kebohongan yang dibuatnya sendiri. Para rasul
telah melihat sendiri bahwa Yesus bangkit dari kematian,
dan berita inilah yang senantiasa mereka sampaikan dalam
penginjilan mereka. (bdk. Kisah Para Rasul 2:24-36)
Iman para murid-murid menjadi semakin kuat mengetahui
dan percaya Yesus bangkit dari kematian. Hari ini kita
pun dengan iman percaya bahwa Yesus telah bangkit dari
kematian, mengalahkan maut dan memberi kita kemenangan!
Haleluya!
Pendeta Adrian Rogers pernah berkata (terjemahan bebas),
“Kebangkitan Yesus bukanlah sekedar sejarah dalam dunia
kekristenan; tanpa kebangkitan-Nya tidak akan ada yang
namanya kekristenan. Kebangkitan-Nya adalah satu doktrin
yang mengangkat kekristenan diatas iman lainnya di dunia.”
Kehidupan yang kita miliki sekarang, yang memungkinkan
kita untuk bangkit dan jadi pemenang, terjadi karena
Tuhan Yesus telah bangkit dan hidup. Amin! (CS)