Shalom..., Selamat Datang di GBI MALL TAMAN ANGGREK - GBI SEASON CITY

Renungan

HIDUP DI DALAM KASIH KARUNIANYA

      Sebelum kita menerima kasih karunia keselamatan dari Tuhan, hidup kita sepenuhnya menentang Tuhan namun Sang Pemberi hidup masih bermurah hati. Kita masih diberi kesempatan untuk hidup dan menikmati makan, minum, kita diberikan anugerah umum/kasih karunia umum (Common Grace). Kita yang hidup menentang Tuhan seharusnya layak dihukum oleh keadilan Tuhan, namun masih diberikan kesempatan untuk hidup dengan tujuan menunggu agar kita berbalik dan bertobat. Alkitab menyatakan: “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.“ (2 Petrus 3:9) 

Sebelum kita menerima anugerah keselamatan, hidup kita juga sedang diarahkan oleh Tuhan sampai kita akhirnya bertobat dan menerima anugerah keselamatan. Inilah awal dari anugerah keselamatan (Saving Grace) yang diberikan Tuhan kepada orang pilihan-Nya sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya. Kita bisa percaya kepada Tuhan Yesus hanya karena kasih karunia yang memilih kita, sehingga kita bisa memilih Dia. Apakah kelebihan orang pilihan Allah? Tidak ada! Tidak ada yang membuat kita layak diselamatkan oleh Tuhan, kita adalah orang berdosa dan telah rusak secara total, kita diselamatkan hanya karena kasih karunia Tuhan. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.“ (Efesus 2:8-9) 

Lalu setelah kita menerima kasih karunia-Nya yang menyelamatkan kita, apa yang harus kita lakukan di dalam hidup ini? Alkitab menyatakan: “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.“ (Efesus 2:10). Pekerjaan baik apa yang harus kita lakukan? Yaitu membuat perbedaan bagi keselamatan umat manusia. Yesus Kristus datang ke dunia sebagai pribadi yang berbeda dan Ia telah membuat perbedaan untuk keselamatan manusia, demikian juga seorang saksi Kristus harus hidup sama seperti Kristus telah hidup. Mungkin ada di antara kita yang bertanya; apakah mungkin kita bisa membuat perbedaan? Alkitab menyatakan; “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.“ (Yohanes 1:16). Lalu apa manfaatnya bagi kita? Dengan hidup membuat perbedaan maka kita pasti akan memperoleh keselamatan yang sempurna. 

Yesus Kristus berkata: “ Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.“ (Matius 7:21). Kasih Karunia Tuhan itu adalah Pemberian Tuhan yang membuat kita mempunyai kemauan dan kekuatan untuk melakukan kehendak Tuhan. Ada satu pribadi di dalam Alkitab yaitu seseorang yang mendapat kasih karunia dari Tuhan dan Ia hidup di dalam kasih karunia-Nya, dia adalah Nuh. Nuh hidup di tengah-tengah kehidupan manusia yang pada saat itu begitu jahat di mata Tuhan, di mana segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata. Apa yang dilakukan manusia pada masa itu telah membuat Tuhan menyesal menjadikan manusia dan memilukan hati-Nya. Penyesalan-Nya membuat Ia ingin menghapuskan manusia dari muka bumi, termasuk hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara. “Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.“ (Kejadian 6:8) 

Waktu kedatangan Tuhan Yesus sudah begitu dekat dan tanda menjelang kedatangan-Nya sudah pernah Ia katakan di dalam Injil Matius 24:37-39 yaitu: “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.“ Jika kita perhatikan, kehidupan manusia di dunia saat ini banyak yang hidupnya seperti pada zaman Nuh; “mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan,“ Artinya mereka hidup dikuasai hawa nafsu, moralitas yang telah terpuruk seperti free sex, LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender) yang  semakin marak, kawin cerai itu dianggap biasa dari pada dipaksakan pada hal sudah tidak cocok lagi, perselingkuhan/perzinahan menjadi hal yang biasa, orang tidak takut untuk korupsi, aborsi yang sama dengan pembunuhan wajar dan sudah dianggap jalan keluar dari pada harus  menanggung aib dan masih banyak lagi yang merupakan bukti moralitas manusia yang hancur. Lalu apa yang harus dilakukan oleh gereja-Nya? Tuhan Yesus berkata; “mereka tidak tahu akan sesuatu,“ karena mereka tidak tahu maka kita sebagai gereja-Nya, wakil Kerajaan Allah yang harus memberi tahu dengan cara membuat perbedaan bagi keselamatan manusia! Ada empat cara untuk membuat perbedaan: 

1. Membuat Perbedaan Untuk Keluarga Saudara

Menjalani hidup dengan kepatuhan kepada Allah selalu memiliki potensi untuk memberikan dampak positif kepada orang lain. Nuh dipilih oleh Tuhan untuk membangun bahtera karena cara hidupnya di hadapan Tuhan. Nuh hidupnya benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya dan kepatuhannya terhadap Tuhan bukan hanya menguntungkan dia saja tetapi keluarganya juga. Bukan hanya Nuh yang diselamatkan dari air bah tetapi keluarganya juga. Kejadian 7:1,7 menyatakan: “Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Nuh: “Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini. Masuklah Nuh ke dalam bahtera itu bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya karena air bah itu.“ 

Perintah Tuhan kepada Nuh untuk membangun bahtera tentu pada saat itu bisa dirasakan sebagai perintah yang aneh dan tidak masuk akal manusia. Saudara bisa bayangkan, pada saat tidak ada hujan lebat atau ada bencana banjir namun Nuh disuruh membangun bahtera yang besar dan Nuh membangunnya bukan ditepi pantai atau tepi sungai melainkan di atas gunung. Mungkin banyak orang yang menilai Nuh sudah tidak waras lagi, Nuh dinilai telah sakit jiwa! Namun anehnya mengapa keluarganya Nuh percaya dengan perkataan Nuh itu? Sementara mungkin banyak orang mengolok-olok, mencemooh Nuh. Keluarganya Nuh percaya kepadanya karena isteri dan anak serta mantunya melihat bahwa suami dan ayahnya itu memiliki kepatuhan  kepada Tuhan yang tidak perlu diragukan lagi. Ada berapa banyak pria yang frustasi karena tidak dipercaya lagi oleh isteri dan anak mereka? Penyebabnya antara lain karena mereka tidak bisa menjadi suami dan ayah yang patuh kepada Tuhan. Saudaraku, percayalah bahwa mereka yang terdekat dengan kita akan memperoleh keuntungan yang tebesar ketika kita melakukan yang benar di mata Tuhan. 

2. Membuat Perbedaan Untuk Ciptaan Allah

Manusia mendapat mandat dari Tuhan yaitu, “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.“ (Kejadian 2:15).  Kata “mengusahakan“ di dalam Bahasa Ibrani yaitu Abad/Abodah yang mempunyai arti to work (bekerja), to worship (penyembahan). Inti penyembahan adalah berserah diri. Berserah diri kepada Tuhan bukan berarti pasrah secara pasif melainkan melayani, mengabdi dengan kepercayaan dan ketaatan kepada Tuhan. Jadi perintah Tuhan kepada manusia adalah bekerja untuk memelihara dan mengusahakan semua ciptaan Tuhan dengan sikap hati yang menyembah Tuhan. Menjaga kelestarian ciptaan Allah, termasuk menjaga lingkungan hidup adalah tugas kita, agar manusia bisa hidup dengan sejahtera. 

Seperti Nuh, ia membuat perbedaan dengan menjaga hewan-hewan ciptaan Tuhan. Ia membawa binatang yang tidak haram dan yang haram, dari burung-burung dan dari segala yang merayap di muka bumi, datang sepasang-sepasang mendapatkan Nuh lalu ke dalam bahtera itu, jantan dan betina, seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Karena ketaatan Nuh itulah hewan-hewan itu sampai sekarang ini ada sehingga manusia memperoleh manfaat yang sangat besar. Selain memelihara ciptaan Tuhan seperti hewan dan lingkungan hidup, kita juga harus memelihara manusia yang merupakan ciptaan Tuhan yang paling berharga dan manusia adalah aset yang paling penting agar roda kehidupan dapat berlangsung dengan baik. Namun ironisnya justru kerusakan lingkungan dan mahluk hidup yang terjadi saat ini sebagian besar disebabkan oleh manusia. Manusia yang mempunyai masalah dengan jiwa/mentalnya seperti keserakahan, ketamakan, cinta akan uang, mementingkan diri sendiri, dendam dan lain-lain memiliki kontribusi paling besar kepada rusaknya lingkungan hidup dan punahnya hewan-hewan yang seharusnya dilestarikan. 

Menurut data WHO pada tahun 2001, jumlah orang yang mengalami masalah pada jiwa dan kepribadian dari tingkat yang ringan sampai yang berat di dunia mencapai 450 juta orang. Di Indonesia pada tahun 2011 penderita gangguan jiwa mencapai 11, 6 % dari 238 juta penduduk.  Bagaimana dengan warga gereja? Tahun 2004 WHO pernah mengadakan penelitian di 14 negara dan dari hasil penelitiannya menunjukkan gejala gangguan jiwa rata-rata dialami 10% penduduk yang disurvey. Bila diasumsikan 10 % dari penduduk, maka pada tahun 2011 bisa dikatakan penderita gangguan jiwa ringan sampai berat di kalangan gereja bisa berjumlah kurang lebih 2,6 juta orang (dari buku Perlengkapan seorang konselor - DR. Julianto Simanjuntak) sementara tenaga psikiater dan psikolog klinis di Indonesia jumlah masih sangat kurang. Melihat data tersebut kita bisa melihat bahwa “pintu pemulihan“ bagi manusia yang jiwanya bermasalah sedang dibuka oleh Tuhan. Siapkah kita membuat perbedaan? 

3. Membuat Perbedaan Bagi Tuhan

Terlalu sering kita gagal menyadari pentingnya kita di mata Allah dengan hidup yang sesuka-suka hati sendiri. Padahal Alkitab menyatakan: “Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.“ (2 Tawarikh 16:9). Tuhan mau melimpahkan kekuatan-Nya, kuasa-Nya, kasih karunia-Nya hanya kepada mereka yang hatinya selaras dengan Tuhan bukan kepada semua orang. Nuh terlihat berbeda di mata Tuhan. Di dalam Kejadian 6:9 dinyatakan: “Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.“  Hidup adalah suatu pilihan, mau hidup benar atau tidak benar di mata Tuhan?  Pada zaman Nuh banyak orang yang hidupnya tidak benar alias sesuka hatinya, banyak orang yang hatinya dan hidupnya jauh dari Tuhan. Tetapi Nuh memilih untuk hidup benar di mata Tuhan, menjauhi kejahatan dan ia memilih hidup intim dengan Tuhan.  

Indonesia adalah negara yang luar biasa kayanya, kaya akan hasil laut, hasil tambangnya, kaya akan hasil buminya namun anehnya, mengapa banyak orang yang miskin di negeri yang kaya ini? Diperlukan manusia-manusia Indonesia yang inovatif untuk menggali kekayaan yang sudah Tuhan anugerahkan kepada bangsa Indonesia. Apa itu inovasi? Adalah kemampuan untuk mengambil atau membuat sesuatu yang tidak ada apa-apanya menjadi sesuatu yang berharga atau bernilai tinggi. Inovasi adalah mengubah sampah menjadi pupuk buat tanaman sehingga subur. Inovasi adalah menyelesaikan masalah-masalah baru dengan menggunakan bahan-bahan yang sudah ada. Misalnya: Apakah di zaman Adam sudah ada meja yang terbuat dari kayu? Ada tapi masih bersembunyi di dalam pohon. Apakah sepatu kulit yang kita pakai sudah ada di jaman Nuh? Ada tapi masih tersembunyi di tubuh sapi. Diperlukan orang-orang yang mempunyai inovasi untuk membuat meja dengan bahan dasar kayu dan sepatu dari kulit sapi. Nuh tidak punya pengalaman membangun bahtera, apalagi bahtera yang sebesar itu, tapi karena Nuh dinilai berbeda di mata Tuhan maka ia memperoleh hikmat, pengetahuan dan kuasa untuk menyelesaikan bahtera tepat seperti yang Tuhan perintahkan. Kasih karunia Tuhan akan membuat kita menjadi pribadi-pribadi yang inovatif, sehingga kekayaan yang Tuhan berikan dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia, tidak ada lagi orang miskin dan tidak ada lagi pengangguran karena terbukanya lapangan pekerjaan di setiap daerah bahkan bangsa Indonesia tidak lagi berhutang melainkan memberkati bangsa-bangsa lain. 

4. Kita Bisa Membuat Perbedaan Dalam Usia Berapapun

Banyak orang yang membatasi dirinya karena  talentanya, pendidikannya dan pengalamannya bahkan ada juga yang membatasi diri karena usianya. Mungkin ada yang berkata: “saya cuma bisa mengajar“ atau ada yang berkata:  “usia saya sudah tua, mana mungkin bisa dipakai melakukan perkara-perkara yang besar?“ dan begitu banyak lagi  ketidak yakinan yang membatasi dirinya. Kebenaran menyatakan bahwa bersama Tuhan, satu orang pasti dapat membuat perbedaan yang positif, apapun keadaan dan situasinya. Bagi Tuhan usia itu tidak penting, Tuhan bisa memakai anak kecil, anak remaja, orang dewasa maupun orang tua pokoknya yang namanya “manusia“ dan selama masih hidup dia bisa dipakai oleh Allah. Ketika Yesus memberikan makan lima ribu orang, Dia mendapat lima roti dan dua ekor ikan dari seorang anak kecil. Ketika Nabi Nuh diperintahkan Tuhan untuk membangun bahtera dan Nuh masuk bahtera yang dibuatnya itu pada saat ia berusia enam ratus tahun. Artinya saudara tidak pernah terlalu tua atau terlalu muda untuk dipakai Allah dan membuat perbedaan di bangsa ini dan di manapun kita berada. Tahukah saudara bahwa kekayaan yang paling besar itu bukan ada di laut, bukan minyak yang ada di dalam perut bumi melainkan potensi yang ada di dalam setiap kita yang namanya talenta. Ketika talenta yang ada pada kita dilipatgandakan maka Tuhan bisa memakainya untuk menyelamatkan jiwa-jiwa sehingga setiap orang melihat kebesaran-Nya. Saudara, janganlah menyia-nyiakan kasih karunia yang telah Tuhan berikan tetapi marilah kita hidup di dalam kasih karunia-Nya dengan membuat perbedaan bagi keselamatan manusia dan jangan takut untuk berbeda, karena pembuat perbedaan memang berbeda. Ketika melihat pelangi di langit,  ingatlah bahwa satu orang dapat membuat suatu perbedaan yaitu Nuh. Jika Nuh bisa maka oleh karena kasih karunia-Nya, kita pun bisa. Kiranya Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua, amin! (FM)

 

BACK..