BUAH KELAHIRAN BARU – OTORITAS
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa
supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang
percaya dalam nama-Nya.”
Yoh. 1:12
“Sesungguhnya aku telah memberikan kuasa kepada kamu
untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk
untuk menahan kekuatan musuh sehingga tidak ada yang
akan membahayakan kamu.”
Luk. 10:19
Kedua ayat di atas memuat kata “kuasa” yang jika dilihat
dalam bahasa Inggrisnya adalah “authorithy” atau “otoritas”.
Dalam penggunaannya sehari-hari kata “otoritas” sering
tertukar-tukar dengan kata “kuasa”. Sehingga arti kata
“otoritas” menjadi samar. Jika dilihat dalam bahasa
Yunaninya kata otoritas di sini diterjemahkan dari kata
“exousia” yang mempunyai arti yaitu “memiliki hak untuk
melakukan atau mengatur sesuatu dan harus ditaati”.
Sementara kata “kuasa”, bahasa Inggrisnya “power”
diterjemahkan dari bahasa Yunani yaitu “dunamis” yang
artinya sebuah kekuatan atau kemampuan untuk melakukan
sesuatu yang diingini.
Jadi jelas bahwa yang dimaksudkan oleh Yesus mengenai
kata kuasa dari kedua ayat di atas adalah “exousia” atau
“otoritas”.
Otoritas diberikan oleh suatu yang lebih tinggi
berdasarkan posisi dan hubungan khusus. Sifatnya
situasional dan relational. Otoritas tidak bisa kita
peroleh sendiri. Sementara sebuah kuasa bisa saja
diperoleh seseorang dengan melakukan latihan-latihan
tertentu. Seseorang bisa memiliki kuasa tanpa memiliki
otoritas. Tetapi seseorang pasti mempunyai kuasa jika
dia telah memiliki sebuah otoritas.
Sebagai contoh: seringkali kita mengendarai mobil
melintas di persimpangan jalan dan di situ ada 2 atau 3
orang yang mengatur simpang siur nya kendaraan agar
tidak mengalami kemacetan. Orang-orang tersebut kita
panggil ‘Pak Ogah’ yang mengharapkan para pengendara
memberi tip kepada mereka agar bisa diprioritaskan untuk
melintas. Terkadang ada kendaraaan yang bersedia
berhenti dan menunggu aba-aba dari para ‘Pak Ogah’ atau
ada juga yang sengaja menerobos karena merasa ‘pak ogah’
tidak punya otoritas untuk mengatur jalanan ini.
Sehingga tidak bisa dihindari kemacetan tetap terjadi.
Para pengendara tidak mau mengalah.
Namun di sisi lain, saya pernah mengendarai mobil
melintasi zebra cross penyeberangan di sebuah sekolah di
Jakarta Timur. Tiba-tiba seorang siswa SD yang bertugas
sebagai PKS (Patroli Keamanan Sekolah) dengan gagah
mengangkat tanda STOP dan meniup panjang pluitnya.
Serentak kendaraan saya dan semua kendaraan lainnya yang
mau melintas di zebra cross tersebut berhenti untuk
membiarkan siswa-siswa menyeberang jalan. Mengapa bisa
demikian? Anak SD kecil petugas PKS tersebut, ketika dia
bertugas dan memakai atribut berupa manset biru-putih
dan baret putih nya, otomatis dia memiliki otoritas yang
diberikan oleh kepolisian dan dilindungi oleh
undang-undang untuk mengatur lalu-lintas. Semua
kendaraan harus mentaati perintahnya. Bahkan truk
trailer besar sekalipun harus berhenti jika distop oleh
nya. Jika mereka melanggar, maka akan kena sanksi oleh
Polisi.
Oleh karena sifatnya yang positional dan relational,
otoritas yang diberikan oleh sebuah badan yang lebih
tinggi itu bisa saja hilang jika siswa SD tersebut tidak
lagi menjadi anggota badan PKS dan tidak lagi memakai
atribut-atributnya. Dia tidak mempunyai otoritas untuk
mengatur lalu lintas. Otoritas juga bisa tidak berfungsi
dan tidak menghasilkan kuasa apapun jika siswa SD
tersebut tidak mau bertindak menggunakan otoritas nya
dengan freewill nya.
Alkitab mengatakan bahwa Yesus telah menerima segala
otoritas (exousia) di sorga dan di bumi.
“Yesus mendekati mereka dan berkata: kepada-Ku telah
diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.”
Mat 28:18
Orang yang telah percaya kepadanya dan menerima Yesus
sebagai Juruselamat maka orang tersebut dipindahkan
posisinya dari zona dosa ke zona berkat. Di sini status
kita berubah menjadi orang yang telah lahir baru. Kita
telah menjadi anak-anak Alah, dan menerima otoritas
untuk menggunakan nama Yesus. Setelah itu kita harus
dibaptis dan dipenuhi oleh Roh Kudus agar mempunyai
kuasa untuk melakukan kehendak Bapa dan mendatangkan
kehidupan yang penuh kemenangan dan damai sejahtera.
Alkitab katakan:
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun
ke atas kamu. Dan kamu akan menjadi saksi-Ku di
Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke
ujung bumi.”
Kis 1:8
Selama Saudara berada dalam hubungan intim dengan Yesus
dan mau melakukan perintah-perintah-Nya dengan ketaatan
dan hati yang tulus, maka otoritas dan kuasa tersebut
akan terus mengikuti kita. Otoritas akan tidak efektif
tanpa ketaatan. Yesus bisa melakukan apa saja dengan
otoritas-Nya dari Bapa oleh karena dia juga mempunyai
ketaatan kepada Bapa yang luar biasa.
Tetapi sebaliknya yang terjadi, jika hidup kita sudah
tidak sesuai lagi dengan Firman Tuhan, malas berdoa,
malas baca Alkitab, maka rohani kita menjadi kering, dan
akan menjadi orang Kristen yang mudah dikalahkan oleh
situasi dan kondisi kehidupan kita. Mudah untuk
dilemahkan oleh sakit penyakit, masalah keuangan,
masalah keluarga, dan seterusnya. Sepertinya nama Yesus
tidak mempunyai kuasa untuk mengalahkannya. Masalahnya
adalah bukan pada nama Yesus nya. DIA tidak berubah dari
dulu, sekarang dan selamanya. Masalahnya adalah kita
tidak punya hubungan intim dengan Dia, sehingga
cenderung lebih mengandalkan cara-cara dunia. Jika
otoritas sudah tidak ada bagaimana mungkin mempunyai
kuasa? Sama seperti cerita anak SD yang mengatur lalu
lintas di sekolahnya itu, jika dia tidak mau memakai
atribut-atribut PKS nya, maka dia tidak akan memiliki
otoritas untuk memberhentikan mobil-mobil yang lewat
bahkan sepeda motor pun dia tidak bisa berhentikan.
Untuk dapat berjalan dari satu kemenangan kepada
kemenangan lainnya, kita perlu mengetahui otoritas apa
saja yang Tuhan Yesus berikan kepada orang-orang yang
telah lahir baru dan menjadi anak-anak Alah.
1. Memenangkan Jiwa
Untuk menjadi ambassador-nya Tuhan kita harus melakukan
Amanat Agung Tuhan Yesus.
“Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku
dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang
telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Mat 28:19-20
Anak-anak Tuhan dengan otoritas ilahi memiliki kuasa
untuk membebaskan jiwa-jiwa yang terikat oleh kuasa dosa.
Doa atas orang-orang tersebut akan menggerakan Roh Kudus
untuk bekerja dan menempelak mereka akan dosa-dosa
mereka. Tidak ada manusia yang tidak berdosa. Upah dosa
adalah maut. Kesaksian hidup kita akan membuat mereka
mengerti bahwa tidak cukup hanya menjadi orang baik saja,
tetapi butuh kasih karunia keselamatan dari Allah
melalui Tuhan Yesus.
2. Menuntun Seseorang Kepada Baptisan Roh Kudus
“Lalu pergilah Ananias kesitu dan masuk ke rumah itu. Ia
menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: Saulus
saudaraku Tuhan Yesus yang telah menampakkan diri
kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku
kepadamu , supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh
dengan Roh Kudus.”
Kis 9:17
Otoritas yang kita miliki juga bisa digunakan untuk
meminta Tuhan Yesus membaptis orang dengan baptisan Roh
Kudus. Mereka akan dipenuhi dengan Roh Kudus dan
berbahasa Roh.
3. Mengusir Setan
“Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang percaya:
mereka akan mengusir setan-setan demi nama-KU, mereka
akan berbicara dengan bahasa-bahasa yang baru bagi
mereka.”
Mrk 16:17
Kuasa gelap yang mengakibatkan ketakutan, kekhawatiran,
perselisihan, dan dakwaan akan enyah atas perintah kita.
Roh yang ada dalam diri kita yaitu Roh Kudus; lebih
besar daripada roh-roh setan.
4. Menyembuhkan Penyakit
“Mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka meminum
racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka
akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang
itu akan sembuh.” Mrk 16:18
Otoritas anak-anak Allah adalah memiliki kuasa
mengalahkan segala kuasa-kuasa santet dan guna-guna dari
Iblis. Peperangan rohani akan kita menangkan. Bahkan
kita akan mempunyai kuasa mujizat kesembuhan. Kesembuhan
yang sifatnya fisik maupun roh. Roh Kudus akan bekerja
atas otoritas kita, sehingga firman Tuhan yang kita
perkatakan tidak keluar dengan sia-sia, tetapi ada
konfirmasinya dan kuasanya. (RL)