Shalom..., Selamat Datang di GBI MALL TAMAN ANGGREK - GBI SEASON CITY

Renungan

APAKAH KITA MENYEMBAH SATU ALLAH ATAU TIGA ALLAH?

AJARAN TRITUNGGAL ADALAH ALKITABIAH
Tritunggal atau trinitas bukanlah suatu kebenaran yang diperoleh melalui akal budi atau dibuat oleh manusia, melainkan suatu kebenaran yang diketahui melalui pernyataan dan perwahyuan sebagaimana yang Allah ungkapkan mengenai diri-Nya di dalam Alkitab.
Sekalipun kata ‘tritunggal’ atau ‘trinitas’ itu sendiri tidak ada di dalam Alkitab, namun itu adalah istilah yang digunakan oleh Gereja selama ribuan tahun untuk menjelaskan bagaimana Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia. Atas apa yang terungkap dalam Alkitab, pada Konsili di Nicea tahun 325, pemahaman akan tritunggal dibukukan.
Argumentasi yang mengatakan bahwa ajaran Tritunggal tidaklah alkitabiah semata-mata karena tidak ada tertulis demikian di Alkitab; justru tidak alkitabiah. Ratusan ayat dalam Alkitab menunjukkan bahwa Allah yang kita sembah dalam nama Yesus Kristus adalah Allah yang Tritunggal. Yang harus kita mengerti adalah bahwa Allah yang kita sembah adalah suatu realita yang melampaui keberadaan kita. Kita hanya dapat memahami Tritunggal sejauh mana Allah mengungkapkan hal tersebut. Kita dapat memahami ke-tritunggal-an Allah sampai titik tertentu saja —tidak 100%— dan selanjutnya adalah menerimanya dengan iman.

ORANG KRISTEN MENYEMBAH SATU ALLAH ATAU TIGA ALLAH?
Ada pemahaman seolah-olah orang Kristen menyembah 3 (tiga) Allah: Bapa, Anak (atau Putra) dan Roh Kudus. Benarkah demikian? Jawabannya adalah: salah. Kekristenan sebagai kelanjutan dari Yudaisme adalah iman yang bersifat monoteisme alias menyembah 1 (satu) Allah. Dalam Perjanjian Lama penegasan akan monoteisme ini tampak jelas dalam shema Yisrael yang mendeklarasikan iman kepada 1 (satu) Allah, sebagaimana tertulis dalam Ulangan 6:4-5,

“Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.”

Kata ‘esa’ menunjukkan ‘tunggal atau satu’. Mikha 2:15a pun mengatakan:

“Bukankah Allah yang esa menjadikan mereka daging dan roh?”

Pengertian ini tidak berubah di Perjanjian Baru, di mana Tuhan Yesus dan para Rasul mengajarkan hal yang sama. Perhatikan beberapa ayat berikut:

Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa.”
Markus 12:29

"tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa.”
1 Korintus 8:4

“Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.”
1 Timotius 2:5

Namun sebagaimana kita telah ketahui sebelumnya, Allah ternyata mengungkapkan diri-Nya berkali-kali juga sebagai plural atau jamak, seperti misalnya kata Elohim (Kejadian 1:1) yang adalah bentuk jamak dari El yang memberi pengertian “lebih dari satu”, penggunaan kata ‘kita’ dalam penciptaan manusia (Kejadian 1:28; 3:22; 11:7).
• Yesaya 48:16; 61:1 mengungkapkan Allah Tritunggal,
• Peristiwa terdengarnya suara Bapa, kehadiran Yesus dan Roh Kudus yang turun seperti merpati pada saat Yesus dibaptis dalam Matius 3:16-17
• Dan adanya kesetaraan dari Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam Amanat Agung dan kesaksian di Sorga. (Matius 28:19; 1 Yohanes 5:7)
Para rasul pun tercatat memberikan salam dan doa berkat rasuli dengan mengungkapan trinitas. (2 Korintus 3:14; Galatia 1:3, bdk. Yudas 20-21)
Dengan demikian, jika kita sebagai orang Kristen ditanya apakah kita menyembah 1 Allah atau 3 Allah, jawabannya adalah tegas: Kristen menyembah 1 (satu) Allah, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus, ketiga yang esa. Ini adalah suatu pemahaman yang unik, tidak mudah dicerna dan sangat berbeda dengan pemahaman agama/iman manapun di dunia akan sosok ilahi yang mereka sembah. Hanya kekristenan, setelah melihat dan memperhatikan ayat-demi-ayat dalam Alkitab, yang menyembah Allah Tritunggal.


PENGERTIAN TRITUNGGAL
Konsili Nicea tahun 325 membuat suatu ‘rumusan’ kalimat definisi mengenai Tritunggal guna memudahkan umat memahami akan tersebut:
Allah itu esa, tapi memiliki tiga pribadi yang sama kekal dan sederajat, sama dalam hakekat, tetapi beda dalam pribadi-Nya; 1 Hakekat, 3 Pribadi. Jadi Bapa adalah Allah; Anak adalah Allah; dan Roh Kudus adalah Allah. Tidak ada tiga Allah melainkan satu Allah.
Pemahaman ini menjadi fondasi dasar teologi Kristen di seluruh aliran arus utama (mainstream) kekristenan, seperti Pentakosta, Protestan, Katolik, Metodis, Injili, Baptis, Anglikan dan seterusnya. Jika suatu gereja/denominasi/aliran mengklaim sebagai Kristen tetapi memiliki pemahaman yang tidak sama akan Tritunggal seperti di atas, artinya mereka membuat suatu pengertian yang tidak alkitabiah dan bahkan jadi penyesatan. Pemahaman akan Tritunggal yang alkitabiah menjadi titik penting untuk mengetahui apakah suatu gereja/denominasi/aliran adalah benar atau tidak.
Tiga pemahaman yang salah akan Tritunggal yang mengarah kepada penyesatan:

• Triteisme: Percaya karena ada 3 pribadi, maka ada 3 Allah. Ini melawan prinsip satu Allah.
• Modalisme/Sabelianisme: Percaya ada 1 pribadi Allah namun dalam 3 wujud. Ini melawan prinsip 3 pribadi, 1 hakekat.
• Subordinasionisme/Arianisme - Anak (Yesus) dan Roh Kudus kedudukannya lebih rendah dari Bapa. Biasanya pengikut paham ini akan membuat derajat Bapa lebih tinggi dari Anak dan Anak lebih tinggi dari Roh Kudus.

Salah satu tuduhan kepada GBI sebagai gereja dengan teologi Pentakosta adalah bahwa kita tidak menganut Tritunggal. Ini tuduhan yang salah karena baik di Pengakuan Iman GBI, Pengajaran Dasar dan Tata Gereja GBI jelas bahwa GBI menganut pemahaman Tritunggal sebagaimana dijelaskan diatas yaitu sama seperti yang dipahami oleh gereja-gereja arus utama. Maraknya pemahaman yang salah akan Tritunggal dan tuduhan sesat kepada GBI akhirnya mendorong BPH GBI mengeluarkan Surat No.159 tahun 2020 tentang Sikap Teologis GBI mengenai Tritunggal, di mana isinya menjabarkan panjang lebar mengenai Tritunggal sebagaimana disusun oleh Forum Teolog GBI.
Perlu juga disikapi bahwa Jesus Only Movement dan Oneness Pentecostal bukanlah bagian dari gereja/insan Pentakosta. Jesus Only Movement awalnya memang lahir dari suatu pertemuan jemaat Pentakosta di Amerika Serikat tahun 1913 tetapi kemudian mendeklarasikan hanya ada 1 Allah yaitu Yesus di mana Bapa serta Roh Kudus hanyalah perwujuan lain dari Yesus. Ini artinya gerakan tersebut telah keluar dari pemahaman Tritunggal yang alkitabiah.
Gerakan ini akhirnya melahirkan denominasi Oneness Pentecostal di tahun 1914 dan memisahkan diri dari gereja-gereja arus utama. Kedua hal tersebut kerap menimbulkan tuduhan bahwa semua aliran Pentakosta mengusung pemahaman yang sama, semata-mata karena nama denominisi mereka ada kata “pentakosta”. Itu tuduhan yang salah. Jesus Only Movement dan Oneness Pentecostal menganut pemahaman Modalisme/Sabelianisme sebagaimana yang telah kita pelajari di atas, sehingga dapat dikatakan sebagai penyesatan.


PERAN ALLAH TRITUNGGAL DAN KESELAMATAN
Ketiga pribadi dari Allah Tritunggal memiliki peran yang spesifik sebagai Allah kepada kita, termasuk dalam hal keselamatan.
• BAPA, adalah Allah yang bersemayam jauh di atas kita; Allah yang daripada-Nya bersumber segala sesuatu. (1 Korintus 8:6; Yesaya 66:1)
Tegasnya, Allah yang terutama sekali adalah sebagai Pencipta dan Pemelihara. (bdk. Matius 6:25-27)
Dalam hal keselamatan, Bapa-lah yang menginisiasi keselamatan. (Efesus 1:3-6)

• ANAK (KRISTUS), adalah Allah yang tinggal dekat beserta dengan kita manusia. (Matius 1:23; Yohanes 1:14) Itulah yang dilakukan dengan kedatangan-Nya ke dunia ini. Tujuannya adalah menyelamatkan/mendamaikan manusia yang sudah jatuh dalam dosa. Jadi Anak adalah Allah yang terutama sekali sebagai Pendamai dan Penyelamat. (2 Korintus 5:17-19)
Dalam hal keselamatan, Anak-lah yang merealisasikan keselamatan tersebut. (Efesus 1:7-12)

• ROH KUDUS, adalah Allah yang tinggal di dalam kita/bekerja di hati kita. (2 Korintus 3:16)
Oleh Roh Kudus inilah maka manusia dimungkinkan untuk percaya/bertobat kepada Kristus, sehingga manusia boleh dibebaskan dari belenggu dosa. Maka Roh Kudus adalah Allah yang terutama sekali sebagai Pembebas. (Roma 8:12)
Dalam hal keselamatan, Roh Kudus-lah yang menyatakan dan meneguhkan keselamatan. (Efesus 1:13-14)


KABARKAN YESUS!
Banyak orang Kristen yang kemudian menjadi bertanya: bagaimana kita bisa mengabarkan Injil keselamatan jika pemahaman akan Allah Tritunggal adalah sesuatu yang bahkan tidak mudah dipahami orang Kristen? Bagaimana orang-orang non-Kristen bisa bertobat dan menerima kasih anugerah keselamatan dari Allah? Jawabannya adalah bahwa anugerah keselamatan diterima melalui dan di dalam Yesus Kristus. Allah telah menetapkan bahwa hanya melalui Yesus-lah keselamatan diberitakan dan diterima dengan iman oleh orang-orang yang mau percaya kepada-Nya.

Yohanes 3:16-17, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”

Kisah Para Rasul 4:11-12, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”

Matius 1:21, “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”

Roma 5:21; 6:23, “supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”

2 Korintus 4:5, “Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.”

Hanya setelah seseorang menjadi percaya, bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, perjalanan menuju pengenalan dan pemahaman yang lebih dalam akan Allah Tritunggal dapat dimulai. Itulah sebabnya tugas kita dalam mengabarkan Injil adalah dengan mengabarkan Yesus Kristus. Keselamatan hanya ada di dalam Dia dan melalui Dia. Beritakan Injil keselamatan; kabarkan Yesus! (CS)


 

 KOM 100: Mengenal Allah dan Tinggal di dalam Kristus (Jakarta: Divisi Pengajaran GBI Jl. Jend. Gatot Subroto, 2021), hlm.93-94
French L. Arrington, Doktrin Kristen Perspektif Pentakosta (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2015), hlm.92
Pengajaran Dasar Gereja Bethel Indonesia (Jakarta: Departemen Teologi BPP GBI, 2014), hlm.14
Dapat dilihat di buku Pengajaran Dasar Gereja Bethel Indonesia (Jakarta: BPH GBI, 2014), hlm 33-40 dan Tata Gereja Gereja Bethel Indonesia (Jakarta: BPH GBI, 2014), hlm.11; 151-152; 154. Sejak tahun 2021, nama Badan Pekerja Harian (BPH) berubah menjadi Badan Pekerja Pusat (BPP).
Sebagai informasi tambahan, Gereja kita, GBI Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta, juga menempatkan perwakilannya dalam Forum Teolog GBI dan ikut aktif dalam menghasilkan tulisan-tulisan teologis yang digunakan untuk diusung oleh gereja-gereja dalam Sinode GBI.
https://www.britannica.com/event/Jesus-Only diakses pada tanggal 22 November 2021 pukul 11:20 WIB.
https://en.wikipedia.org/wiki/Oneness_Pentecostalism diakses pada tanggal 22 November 2021 pukul 11:30 WIB
Perihal Modelisme/Sabelianisme yang dianut kuat oleh Jesus Only Movement dan Oneness Pentecostal dibahas panjang lebar dalam Surat No.159 tahun 2020 yang dikeluarkan oleh BPH GBI.

 

awal pembentukan jemaat GBI Jl. Jend. Gatot Soebroto, pujian dan penyembahan adalah nadi utama dalam ibadah. Pujian dan penyembahan dipandang bukan hanya sebagai bagian dari liturgi saja, tetapi menjadi momen perjumpaan antara Tuhan dengan jemaat. Lawatan dan kuasa Roh Kudus terjadi begitu kuat dalam sesi pujian dan penyembahan sehingga jemaat juga merasakan secara nyata hadirat Tuhan di gereja.
Penekanan pujian dan penyembahan tidak hanya diperuntukkan untuk pelayan, pemuji dan penyembah saja, tetapi setiap orang percaya diajak untuk mengalami dan hidup akrab dengan hadirat Tuhan setiap harinya.

Bagi kita yang sudah cukup lama berada di gereja ini mungkin sudah paham kenapa kita sangat menekankan tentang penyembahan, tetapi generasi yang baru, yaitu anak-anak muda, mungkin masih ada yang bertanya: “Kenapa sih kita harus menyembah Tuhan?” atau “Kenapa gereja kita selalu bicara mengenai pujian dan penyembahan?” Setidaknya ada 5 alasan mengapa kita menyembah Tuhan.

LIMA ALASAN MENGAPA KITA MENYEMBAH TUHAN

1. Kita Diciptakan untuk Memuliakan Dia
Di dalam ayat Yesaya 43:6-7 dikatakan bahwa:

“Aku akan berkata kepada utara: Berikanlah! dan kepada selatan: Janganlah tahan-tahan! Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi,
semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!”

Ayat ini mengajarkan bahwa hidup kita seharusnya membawa kemuliaan bagi Tuhan. Ada banyak cara untuk kita membawa kemuliaan bagi Tuhan, salah satunya adalah dengan menyembah Tuhan lewat suara kita.
Bayangkan, betapa spesialnya manusia: diciptakan dengan pita suara dan kemampuan artikulasi nada. Bahkan telinga kita bisa membeda-bedakan melodi. Kita diciptakan dengan tangan dan kaki untuk bergerak dan berjalan. Nah, sekarang kita menggunakan semua pemberian Tuhan tersebut: baik suara, telinga, tangan, dan kaki untuk memuliakan Tuhan lewat pujian dan penyembahan.

2. Karena Karya-Nya yang Luar Biasa dalam Hidup Kita
Kita telah ditebus dengan darah-Nya, dan menjadi umat kepunyaan-Nya, seperti yang tertulis di dalam 1 Petrus 2:9,

“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani,
bangsa yang kudus umat kepunyaan Allah sendiri,
supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia,
yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:”

Kalau kita baca bahasa Inggrisnya dari terjemahan NIV, dikatakan:
“that you may declare the praises of Him who called you out of darkness...” Wow!
Kita dipanggil dan dipilih untuk mendeklarasikan puji-pujian tentang Allah yang begitu besar dan luar biasa. Bagaimana kita mendeklarasikan puji-pujian tentang Allah? Yaitu dengan memuji dan menyembah Dia dengan segenap kekuatan kita.
Tuhan Yesus menebus kita di atas kayu salib supaya kita dipindahkan dari kerajaan gelap kepada terang-Nya yang ajaib. Bukankah sebuah kehormatan jika kita bisa menggunakan hidup ini untuk mendeklarasikan puji-pujian kepada-Nya? Keselamatan itu mahal harganya, dan kita tidak mampu membayar itu-- karena kasih karunia dan melalui imanlah kita diselamatkan. Respon orang percaya yang sudah diselamatkan adalah mengisi hidupnya dengan pujian dan penyembahan kepada Tuhan.

3. Karena itu Perintah Tuhan Sendiri
Jikalau kita membaca di dalam kitab Mazmur 150, ada banyak sekali kata-kata ‘Pujilah!’ Bahkan ada lebih dari 10 kali kata pujilah digunakan dalam Mazmur 150 di antaranya adalah:
• “Pujilah Tuhan dengan tipuan sangkakala” (ay. 3)
• “Pujilah Tuhan dengan ceracap yang berdenting” (ay. 5)
• “Pujilah Tuhan dengan rebana dan tari-tarian” (ay. 4)

Kalau bahasa Indonesia menggunakan imbuhan akhir “-lah” artinya itu adalah perintah. Bukankah kita perlu melakukan perintah Tuhan, Saudara? Mazmur 103:1 juga berkata,
“Pujilah TUHAN, hai jiwaku Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!“
Bukan hanya dengan alat musik dan tari-tarian, tetapi kita juga memuji Tuhan dengan segenap jiwa dan batinku. Itulah mengapa gereja kita menekankan sekali dalam pujian dan penyembahan. Kapan terakhir kali kita menyembah Tuhan dengan segenap hati dan jiwa?
Mungkin sebagian kita berkata: “Ah, suaraku tidak bagus” atau “Ah, aku tidak suka nyanyi”. Apa pun alasan kita, suka atau tidak suka, perintah Tuhan tetap sama: Pujilah Dia! Memuji dan menyembah Tuhan bisa dikatakan sebagai sebuah ketaatan kepada kebenaran Firman. Dan kita tahu ketaatan kepada perintah-Nya membawa berkat tersendiri.

4. Karena Dia Senang Melihat anak-anak-Nya Menyembah dan Memuji Dia
Di dalam Mazmur 147:1 dikatakan,

“Sungguh bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah”

Mari kita tarik perspektif kita ke dalam paradigma yang baru. Selama ini kita mungkin melihat penyembahan dari sisi manusianya: kita yang membawa persembahan ke mezbah Tuhan, kita yang bekerja dan mengusahakan agar terlihat indah.
Tetapi pernahkah kita merenungkan penyembahan dari sisinya Tuhan? Bahwa Allah melihat penyembahan dari anak-anak-Nya itu baik dan indah; sebuah dupa yang harum di depan takhta-Nya. Allah tidak memusingkan suara kita bagus apa tidak, tetapi Allah lebih melihat hati setiap kita.
Firman Tuhan di dalam 1 Samuel 16:7 jelas mengatakan bahwa manusia melihat apa yang di depan matanya, tetapi Allah melihat hati. Sebagai orangtua jasmani, tentu kita senang kalau anak-anak kita mengucapkan hal-hal yang baik tentang kita bukan? Terlebih lagi Bapa kita yang baik, Dia melihat penyembahan itu indah adanya.

5. Karena di Sorga Kelak akan Ada Puji-pujian untuk Selama-lamanya
Wahyu 5:13 berkata:

“Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!”

Kita menyembah Tuhan karena kita sedang mempersiapkan untuk kekekalan nanti. Kalau di dunia ini kita tidak suka dan tidak mau menyembah Tuhan, bagaimana nanti kita di sorga? Justru dunia adalah tempat latihan, persiapan untuk kita memasuki kekekalan, untuk memuji dan menyembah Tuhan selama-lamanya. Penekanan kepada kata ‘Anak Domba’ kembali menjelaskan karya keselamatan dari Yesus yang sempurna menebus dosa umat manusia di atas kayu salib. Dan setiap orang yang percaya adalah ‘imamat yang Rajani’ yang diberikan akses 24/7 untuk mempersembahkan korban syukur dan puji-pujian kepada Tuhan.

Sebagai rangkuman, ada 5 alasan kenapa kita menyembah Tuhan:
1. Karena kita diciptakan untuk kemulian nama-Nya
2. Karena kita telah ditebus lunas dengan darah-Nya
3. Karena Tuhan memberikan perintah untuk memuji Dia
4. Karena Allah senang mendengar umat-Nya memuji dan menyembah Dia
5. Karena kita akan menyembah Tuhan dalam kekekalan untuk selama-lamanya.

Semoga dalam memasuki Tahun Paradigma yang Baru, kita diberikan Roh hikmat dan wahyu yang lebih lagi untuk bisa mengenal Dia dengan benar. Pengenalan akan Allah akan selalu membawa manusia tersungkur di kaki-Nya dan menyembah Dia. Halleluya, Amen! (DAP)


 






 

BACK..